Mengapa golongan darah harus A, B, AB, dan O? Mengapa tidak A, B, C, dan D aja?

0 Replies, 16 Views

Kenapa A, B, AB, dan O?

Penamaan ini berasal dari sistem ABO, yang ditemukan oleh ilmuwan Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun 1901. Dia menemukan bahwa darah manusia bisa digolongkan berdasarkan ada atau tidaknya antigen tertentu pada permukaan sel darah merah:
  • Antigen A → Golongan darah A
  • Antigen B → Golongan darah B
  • Antigen A dan B → Golongan darah AB
  • Tidak ada antigen A atau B → Golongan darah O

Nah, huruf-huruf ini bukan sembarang huruf, tapi singkatan dari jenis antigen yang ada (atau tidak ada) di darah.


Jadi kenapa "O" bukan "C" atau "D"?
  • Huruf "O" berasal dari kata Jerman "Ohne", yang artinya "tanpa" — karena golongan O tidak memiliki antigen A maupun B. Jadi bukan sekadar urutan abjad.
  • Sedangkan "C" dan "D" sudah dipakai dalam sistem lain, misalnya: Rhesus (Rh) system, yang melibatkan antigen D (positif atau negatif). Jadi kamu bisa punya darah A+, A-, dan seterusnya, tergantung apakah kamu punya antigen D atau tidak.


Singkatnya:
  • Nama golongan darah bukan sembarang huruf, tapi berdasarkan biologi molekuler dan penemuan ilmiah.
  • "A", "B", dan "AB" menunjukkan jenis antigen.
  • "O" = "Ohne" = tanpa antigen.

Kalau nama-namanya ditentukan sekarang, mungkin kita bakal pakai nama yang lebih gampang atau ikonik, tapi sains udah terlanjur pakai A, B, AB, dan O
(Posting ini terakhir dimodifikasi: 04-18-2025, 07:22 PM {2} oleh putra.)



Pengguna yang membaca thread ini: 1 Tamu